Guru adalah Rahim Bangsa
Guru adalah Rahim Peradaban Bangsa
Sudah sewajarnya setiap tahun peringatan hari guru adalah momentum refleksi kemuliaan tugas seorang guru. Mari kita kilas kembali sebuah ungkapan menarik dari konsep pendidikan yang dikenalkan oleh Ki Hajar Dewantara;
“Ing Ngarasa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”
Dalam ungkapan tersebut mengandung makna filosofis yang bermakna penting bahwa peran seorang guru dalam melahirkan peradaban bangsa.
Ing Ngarasa Sung Tuladha.
Ketika di depan memberikan tauladan. Peradaban pertama yang dibangun seorang guru adalah peradaban yang bernama karakter; sebuah arah pemikiran bahwa tugas seorang guru bukan hanya mentransfer pengetahuan tapi lebih dari sekadar itu seorang guru adalah inspirasi yang mengajarkan dan memberikan contoh langsung kepada murid-muridnya sehingga tepat akronim GURU yang berarti digugu dan ditiru.
Ing Madya Mangan Karsa.
Ketika berada ditengah memberikan semangat atau ide-ide;
Peradaban kedua yang dibangun seorang guru adalah dimensi pembelajaran yang sangat penting dimana seorang guru harus bertransformasi bukan hanya sebagai pengajar (teacher) melainkan sebagai pelatih (coach) yang memberikan dorongan semangat untuk murid-muridnya bekerjasa keras untuk mencapai potensi maksimal dari muridnya.
Tut Wuri Handayani.
Ketika dibelakang memberikan dorongan dan arahan,
Peradaban ketiga yang dibangun seorang guru adalah dimana seorang guru harus mampu sebagai pilar utama dalam memberikan arahan dan dorongan bagi murid. Utamanya dorongan moral yang bukan hanya saat dalam kelas atau proses belajar mengajar namun saat diluar kelas pun seorang guru sejati akan selalu berusaha hadir dalam situasi apa pun untuk memberikan pengajaran kehidupan kepada siapa pun.
Dari tiga filosofis ungkapan Ki Hajar Dewantara tersebut guru memilki tugas yang berat dan teramat mulia. Guru yang memiliki kesadaran utuh akan profesi, mulai ini akan selalu memiliki sifat-sifat ‘berilmu (memiliki pengetahuan yang luas serta senantias belajar tiada henti), ‘ajeg (taat beribadah), dan ‘ajeg (bertutur kata lemah lembut dan berprilaku santun).
Guru-guru pendidik dan pengajar seperti inilah yang akan melahirkan dan meneguhkan peradaban bangsa yang ber-warna, be-rasa dan be-rupa.
Komentar
Posting Komentar