Education Is Power To The Future
ILMU PENGETAHUAN UNTUK KEKUATAN/KESEJAHTERAAN HIDUP UMAT MANUSIA.
(SCIENCE FOR THE POWER/WELFARE OF HUMAN LIFE)
(Education is Power of Life/Education is power to the future)
Memiliki dan memperdalam ilmu pengetahuan sedalam – dalamnya adalah suatu hal yang sangat positif. Tuhan tidak menghendaki umatnya menjadi bodoh (avydia) dan karena kebodohannya lalu menjadi miskin. Tuhan telah mewujudkan dirinya sebagai Dewi Saraswati, dan Sakti dari Dewa Brahma. Dewi Saraswati digambarkan sebagai sesosok wanita cantik dengan atribut lainnya. Maksud dari lambang itu antara lain adalah agar umatnya senang dan cinta pada ilmu pengetahuan.
Dalam canakya Niti Sastra Bab IV. Sloka 5 disebutkan :
Ilmu pengetahuan ibaratnya bagaikan kamadhenu, yaitu yang setiap saat dapat memenuhi segala keinginan. Pada saat orang berada di Negara lain, ilmu pengetahuan bagaikan seorang ibu yang selalu memelihara kita. Orang bijaksana mengatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah kekayaan yang rahasia, harta yang tak kelihatan. Dari sloka di atas, ada 4 macam yang dapat dicatat, bahwa ilmu pengetahuan adalah :
1. Setiap orang dapat memenuhi segala keinginannya
2. Sebagai seorang ibu yang selalu memelihara kita
3. Kekayaan yang rahasia
4. Harta yang tak kelihatan
Meninjau kesimpulan yang dimaksud oleh sloka di atas, ternyata ilmu pengetahuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Dari sloka lain masih dapat kita sebutkan bahwa ilmu pengetahuan mempunyai makna yang berbeda yaitu dikatakan sebagai berikut : “Lahir di keluarga mulia, tampan, muda, sehat dan kuat, tidak berguna sama sekali kalau tidak berpengetahuan, bagaikan bunga kimsuka yang amat indah tetapi tidak ada bau harumnya”. (Canakya Niti Sastra, Bab IV. 21).
Jadi dari sloka ini, pemilikan pengetahuan dikaitkan dengan kegunaan sebagai seorang manusia. Itu berarti bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan yang cukup dianggap telah mampu menunjukkan dirinya sebagai seseorang yang bermanfaat.
Dari sloka lain “Canakya Niti Sastra” Bab X. 1 disebutkan sebagai berikut :
dhana hina na hinas ca
dhanikah sa suniscayah
vydiratnena yo hinah
sa hinah sarvavastusu
Artinya :
Orang yang kurang dalam harta benda, bukanlah orang miskin
Sebaliknya orang kaya adalah dia yang memiliki ilmu pengetahuan
Dia yang kurang dalam ilmu pengetahuan,
Sesungguhnya dalam segala keadaan ia disebut orang miskin
Jadi, jelas sekali bagaimana posisi pentingnya arti pemilikan terhadap ilmu pengetahuan itu. Dari Niti Sataka karya Bhartihari, seorang raja di kerajaan Ujayini yang sekarang dikenal dengan nama kota Ujain di India, karya ini diterjemahkan oleh Dr. Somvir, kita mendapat pandangan yang lebih luas lagi tentang pengetahuan itu, antara lain pada sloka 12 disebutkan sebagai berikut :
Harturyati na gocaram kimapi sam pusnati yatservad
hyarthibhyah prati padyamanamanisam prapnoti Vrddhimparam
kalpantesvapi na prayati nidhanam vidhyakhy – amantardhanam
yesam tanprati manamujjnata nrpah kastai saha spardhate
Maknanya sebagai berikut :
pengetahuan adalah kekayaan yang tidak bisa dicuri oleh siapapun,
semakin banyak diberikan akan semakin berkembang, dengan
memiliki pengetahuan akan hadir kedamaian dalam diri manusia
Dalam sloka diatas penyair mengkritik para penguasa atau pemimpin yang menunjukkan kesombongan terhadap para ahli dalam sastra, agama dan mereka bukan hanya perlu dihormati di negaranya sendiri, akan tetapi di seluruh dunia.
Dari penjelasan di atas, ada 4 (empat) hal yang dapat dicatat :
1. Pengetahuan adalah kekayaan yang tidak bisa dicuri.
2. Semakin banyak diberikan (diajarkan) akan semakin berkembang.
3. Dengan memiliki pengetahuan akan menghadirkan kedamaian bagi pemiliknya
4. Ada suatu pesan dan kritik oleh penulis Niti Sataka ini, adalah agar
orang yang berilmu dihormati baik di dalam dan di luar negeri. Para
penguasa hendaknya tidak sombong terhadap para ilmuwan tersebut.
Dari kedua sumber ini yakni Canakya Niti Sastra dan Niti Sataka, dapat dipetik inti sarinya, bahwa ilmu pengetahuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pengetahuan dapat dipandang sebagai :
1. Kamadhenu ; yang dapat memenuhi segala keinginan setiap saat.
2. Seorang ibu yang selalu memelihara kita.
3. Kekayaan atau harta yang sangat rahasia.
4. Memiliki pengetahuan adalah memiliki kegunaan sebagai seorang manusia.
5. Pengetahuan adalah kekayaan yang tidak dapat dicuri.
6. Semakin banyak pengetahuan itu diajarkan pengetahuan itu makin berkembang.
7. Pemilik pengetahuan mampu menghadirkan kedamaian dalam dirinya
8. Para ilmuwan seyogyanya dihormati oleh para penguasa (pemimpin bangsa) baik di dalam dan di luar negeri.
Jika seseorang mabuk (mengalami kegelapan) terhadap ilmu pengetahuan yang dimiliki, maka orang itu belum mengambil makna daripada pengetahuan yang telah ia miliki itu. Tingginya kepandaian yang diraih oleh seseorang itu seharusnya mampu menekan egonya, dan menjadi orang yang bijaksana. Ditinjau dari atribut/symbol dari Dewi Saraswati sebagai dewi ilmu pengetahuan antara lain terhadap symbol angsa di kakinya. Makna symbol itu adalah agar seseorang yang telah memiliki pengetahuan itu agar mampu menekan egonya dan menjadi sosok manusia yang bijaksana analog dengan sifat angsa itu sendiri yang dapat membedakan makanannya walaupun berada di lumpur dan bercampur dengan kerikil dan lumpur.
Dalam karya sastra pupuh Ginada buah karya Ki Dalang Tangsub juga tersurat dan tersirat, seperti bait berikut :
Eda ngaden awak bisa
Depanang anake ngadain
Geginanne buka nyampat
Anak sai tumbuh luu
Ilang luu buka katah
Yadin ririh liu nu peplajahan
Terjemahannya :
Jangan sombong mengira dirimu sudah pintar,
Biarlah orang lain yang menilai diri kita / menyebutnya demikian,
Ibarat sedang menyapu,
Sampah akan muncul terus menerus,
Walaupun sampah itu sudah habis namun masih banyak debu yang berserakan,
Biarpun kamu sudah pintar, masih banyak yang harus dipelajari.
Jangan sombong, mengatakan diri pintar, diri baik, serba tahu dan seterusnya, juga hindari memuji diri sendiri. Orang lainlah yang menilai dan mengatakan bukan diri anda.
Belajar ataupun tindakan baik apapun yang kita lakukan harus terus menerus. Ibarat orang menyapu, tidak cukup hanya dilakukan sekali saja.
Tidak ada manusia yang sempurna. Seseorang mungkin pintar dalam ilmu tertentu tapi bisa jadi bodoh dalam ilmu lain. Jadi walau sudah pintar, masih tetap perlu belajar.
Pengetahuan itu sendiri adalah Sang Hyang Widhi Wasa. Sat Citta Ananda Brahman (Sesungguhnya) Tuhan Adalah KEBENARAN, PENGETAHUAN TAK TERBATAS (Mahanirwana Tantra).
Secara singkat dapat disimpulkan, bahwa untuk menggapai ilmu pengetahuan yang setinggi-tingginya adalah syah-syah saja, bahkan itu wajib bagi siapa saja, karena ilmu pengetahuan itu bukan saja untuk mengasah kecerdasan otak belaka, tapi untuk menjamin kesejahteran hidup dan bahkan demi kesejahteraan umat manusia. Alangkah tingginya nilai pemilikan ilmu pengetahuan itu, "Pendidikan adalah kekuatan untuk masa depan".
#tubaba@griyangbang//Education is power to the future//Selamat merenungkan !#
Komentar
Posting Komentar