Implementasi Nilai-Nilai Tri Hita Karana dalam Pendidikan

Implementasi Nilai-Nilai Tri Hita Karana dalam Pendidikan: Pelestarian Budaya melalui Pembuatan Penjor dan Kebersihan Seremoni Galungan di SMP Negeri 4 Abiansemal


Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Abstrak:
Kegiatan pembuatan penjor dan pelaksanaan kebersihan serangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan yang dilaksanakan pada hari Senin, 21 April 2025 di SMP Negeri 4 Abiansemal, dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah (I Made Antara, S.Pd), bersama Kaur Sarana Prasarana (I Made Oka Duana, S.Pd), guru, pegawai, serta siswa-siswi kelas 7, 8, dan 9. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata penerapan nilai-nilai Tri Hita Karana, terutama dalam konteks hubungan manusia dengan alam (palemahan) dan dengan Tuhan (parahyangan). Artikel ini mengulas makna filosofis, spiritual, dan pendidikan dari kegiatan tersebut, disertai kutipan sloka berbahasa Sanskerta sebagai penguat landasan nilai budaya Hindu.



Kutipan Sloka dan Maknanya:

Sloka Bahasa Sanskerta:

“शुचिर्भव सदा भक्तः स्वच्छे देशे समाचर।
शुद्धं शरीरं मनश्चैव तदा देवा उपासते॥”

Transliterasi:

“Śucir bhava sadā bhaktaḥ, svacche deśe samācara,
śuddhaṁ śarīraṁ manaś caiva, tadā devā upāsate.”

Makna:
“Selalulah menjadi pribadi yang bersih dan penuh bhakti; lakukan kegiatan di tempat yang bersih. Ketika tubuh dan pikiran suci, saat itulah para dewa hadir dan dipuja.”

Sloka ini menjelaskan pentingnya kesucian lahir dan batin, serta lingkungan yang bersih sebagai prasyarat pelaksanaan upacara suci. Hal ini sejalan dengan kegiatan pembersihan dan pembuatan penjor yang dilakukan sebagai simbol penghormatan kepada Dewa.


Latar Belakang dan Tujuan Kegiatan:
Penjor adalah simbol gunung dan persembahan kepada Sang Hyang Widhi sebagai perwujudan syukur umat Hindu atas anugerah-Nya. SMP Negeri 4 Abiansemal secara rutin melaksanakan pembuatan penjor menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan sebagai bentuk pendidikan karakter dan spiritual siswa. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menanamkan nilai gotong royong, tanggung jawab, dan penghormatan terhadap warisan budaya Bali.


---

Pelaksanaan Kegiatan (Senin, 21 April 2025):
Dipimpin langsung oleh Bapak Kepala Sekolah, I Made Antara, S.Pd dan didampingi oleh Kaur Sarana dan Prasarana, Bapak I Made Oka Duana, S.Pd, seluruh guru dan pegawai yang mendapat tugas piket harian bersama siswa-siswi kelas 7, 8, dan 9 melaksanakan:

Pembersihan lingkungan sekolah secara menyeluruh.

Pemasangan dan pembuatan penjor di area strategis sekolah.

Penataan sarana upacara di depan pura sekolah dan tempat-tempat suci lainnya.

Edukasi langsung kepada siswa tentang makna simbolik penjor dan upacara Galungan.


Analisis Nilai Pendidikan:
Kegiatan ini mencerminkan penerapan pembelajaran kontekstual berbasis budaya. Selain memperkuat karakter spiritual, siswa juga diajak mempraktikkan kebersihan lingkungan, kerja sama tim, serta kecintaan terhadap tradisi lokal. Kegiatan ini mempertemukan dimensi parahyangan, pawongan, dan palemahan secara utuh.


---

Penutup:
Pembuatan penjor dan kebersihan bersama di SMP Negeri 4 Abiansemal tidak hanya berfungsi sebagai persiapan upacara keagamaan, tetapi juga sebagai medium pendidikan karakter berbasis budaya. Implementasi nilai Tri Hita Karana di lingkungan pendidikan seperti ini sangat strategis dalam membangun generasi muda yang berakar kuat pada jati diri budayanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunjungan Bimtek Tim Verifikasi Calon Sekolah Adiwiyata Provinsi

Menjaga Keindahan Sekolah

Pendisiplinan Rambut sebagai Cerminan Karakter Berbudaya